Empat sungai yang berhulu di Gunung Merapi Kabupaten Sleman yakni sungai Gendol, Opak, Kuning dan Boyong, Kamis siang kembali dilanda banjir lahar dingin setelah terjadi hujan deras di puncak Merapi. Banjir lahar dingin Gunung Merapi di empat sungai tersebut mencapai jarak cukup jauh sekitar 20 kilometer dari puncak Merapi, bahkan di Sungai Kuning aliran banjir lahar dingin sampai masuk ke lahan pertanian dan rumah warga di Dusun Grogolan, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak.
"Air bercampur lumpur dan pasir mulai meluap lagi setelah tadi malam juga meluap dan menggenangi satu rumah dan lahan pertanian," kata Jimin (50) warga Dusun Grogolan, Umbulmartani. Ia mengatakan, warga saat ini sangat khawatir karena luapan air sudah masuk ke jalan dan mendekati permukiman.
"Warga cuma bisa melakukan antisipasi dengan membuat tanggul seadanya dan mengarahkan air agar kembali ke aliran sungai. Namun kami juga tidak yakin dengan tanggul darurat tersebut karena aliran banjir sangat deras dan menghanyutkan material dan pepohonan," katanya.
Sedangkan salah satu saksi mata Wicaksono mengatakan aliran banjir lahar dingin terjadi di Sungai Boyong, Desa Candibinangun, Pakem, Sleman. "Banjir lahar terlihat mengalir cukup deras dengan membawa material yang berwarna pekat dan tercium bau belerang serta batang-batang pohon yang hanyut, bahkan karena derasnya aliran air tersebut jembatan di atas sungai Boyong ini sampai bergetar," katanya.
Sementara itu petugas dari TNI dan Polri melakukan penutupan sejumlah jalan di lereng Gunung Merapi khususnya yang berdekatan dan menyeberangi sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Jembatan Roboh Dilanda Lahar Dingin Merapi
Banjir lahar dingin Gunung Merapi yang melalui aliran Sungai Kuning, Kamis sore, menyebabkan satu jembatan sepanjang 30 meter di Dusun Padasan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, roboh.
Derasnya arus banjir lahar dingin langsung menggerus fondasi jembatan yang menghubungkan Dusun Padasan dan Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringanroboh, karena tidak mampu menahan derasnya terjangan air yang bercampur material vulkanik.
"Banjir ini sebenarnya sudah terjadi sejak Rabu (3/11) sore dan hari ini (Kamis) sempat surut, namun menjelang siang banjir lahar kembali datang dan langsung menghantam jembatan yang berada di sebelah dam hingga roboh," kata warga Dusun Padasan, Wuryadi.
Akibat robohnya jembatan mengakibatkan warga yang hendak melintas jembatan tersebut harus memutar sejauh sekitar 1,5 kilometer.
Luncuran Lahar Dingin Sampai Pinggiran Yogya
Luncuran material vulkanik berupa lahar dingin Merapi akhirnya sampai di pinggiran Kota Yogyakarta Kamis (4/11/2010) malam. Aliran lahar dingin itu bisa dilihat di alur Kali Boyong di jembatan Jalan Palagan, sebelah utara Monumen Jogja Kembali.
Puluhan warga dan pengguna jalan berhenti menyaksikan luncuran air berwarna hitam pekat dan menggelontor cukup deras. Budi (29), warga Manisrenggo, Klaten, jauh-jauh datang hanya untuk menyaksikan material kiriman dari lereng Merapi.
Kalangan warga diminta menjauhi sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi yang terletak di wilayah perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah karena banjir lahar hingga kini masih terus berlangsung.
Sumber: republika.co.id, tribunnews.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment