10 Persen Perempuan Sedih usai Bercinta

Posted by M@storo on Monday, April 25, 2011

SINDROM post-sex blues atau sedih usai bercinta barangkali terdengar konyol di telinga Anda. Soalnya, selama ini seks biasanya dikaitkan dengan perasaan santai, terhubung, dan bahagia.

Akan tetapi, penelitian terbaru dari Queensland Institute of Technology di Australia mengungkapkan penemuan mengejutkan. Menurut hasil penelitian dipublikasikan di International Journal of Sexual Health itu, satu dari tiga perempuan didera perasaan sedih setelah berhubungan seks, paling tidak sekali dalam hidupnya. Sementara itu, sebanyak 10% dari 200 responden perempuan melaporkan sering atau selalu merasa sedih usai bercinta (after-sex blues).

Penelitian ini melibatkan lebih dari 200 perempuan muda Australia, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat apakah hasilnya sama dalam kelompok usia dan lokal lainnya.

''Dalam keadaan normal, fase resolusi aktivitas seksual, atau periode tepat setelah berhubungan seks, memunculkan sensasi kesejahteraan, bersama dengan relaksasi psikologis dan fisik,'' ujar penulis studi Robert Schweitzer seperti dikutip livescience.com.

Sejumlah gejala yang ditunjukkan penderita sindrom ini antara lain perasan melankolis, kesedihan, lekas marah, kecemasan, atau perasaan gelisah segera setelah berhubungan intim.

Ini alasan salah satu wanita tersebut, “Saya tidak menghubungkan perasaan dengan kekosongan perasaan cinta dan kasih sayang terhadap pasangan, atau kekosongan cinta maupun kasih sayang dia terhadap saya, karena hal ini memang tidak terhubung.”

Dalam kata lain, perasaan sedih wanita tadi tidak disebabkan kurangnya cinta antara dia dan pasangannya. Bahkan, kesedihan itu tidak ada hubungannya dengan hubungan cinta yang ada.

Schweitzer mengungkapkan, penyebab perasaan tersebut hingga kini tidak diketahui. Menurutnya, pelecehan seksual yang pernah dialami sebelumnya dapat menyebabkan perasaan malu, bersalah, dan kehilangan dalam hubungan intim berikutnya.

Namun, penelitian Schweitzer itu hanya menemukan sedikit korelasi antara pelecehan seksual sebelumnya dengan kekecewaan setelah berhubungan seks di kemudian hari.

''Ini menunjukkan faktor-faktor lain, seperti predisposisi biologi, mungkin lebih penting,'' katanya.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa perawatan yang tepat untuk pasien depresi adalah membuat aktivitas seks kurang menyenangkan; seorang peneliti menyarankan pasien mengonsumsi Prozac maupun Zoloft– obat depresi. Dua pekan berikutnya, obat-obatan ini mampu memperbaiki kesedihan, kendati aktivitas seksual menjadi kurang nikmat.

Langkah selanjutnya, imbuh Schweitzer, yakni melihat bagaimana karakteristik emosional perempuan dan caranya memandang diri sendiri, untuk melihat apakah kepribadian berkontribusi terhadap sindrom tersebut.

Sumber:

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment